Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan engkau dustakan?

Update blog sobat

2008-11-25

Hakim Bao dan Bulu Angsa

Pada abad ke sebelas ketika itu Bao Zheng seorang hakim yang dikenal adil dan bijaksana pada jaman Dinasti Song Utara sedang menangani sebuah kasus fitnah yang dilakukan oleh seorang warga kota Kaifeng di Provinsi Henan karena persaingan usaha. Pria separuh baya itu telah terbukti menyebarkan kata-kata fitnah yang sangat merugikan pengusaha lainnya.

Didalam persidangan Hakim Bao menjatuhkan hukuman denda sebesar seratus tael perak dan jika tak sanggup membayar maka sebagai gantinya harus mendekam di penjara selama satu tahun.

Pria terdakwa itu menangis tersedu-sedu mohon ampun seraya meminta keringanan hukuman.

"Baiklah" kata Hakim Bao "Kamu akan mendapatkan keringanan hukuman namun ada syarat yang harus kamu lakukan."

"Apa itu yang mulia?" Tanya pria itu penuh harap.

Hakim Bao meminta para pengawal untuk membawa pria itu ke sebuah dataran diatas sebuah bukit dimana angin berhembus dingin dan kencang.

Kemudian salah satu pengawal mengeluarkan sebuah kantung kecil berisi segenggam bulu angsa.

"Bulu-bulu angsa ini akan disebarkan dan tugas kamu adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya bulu-bulu angsa itu, setiap helai bulu angsa bernilai satu tael perak.

Saat kantung dibuka, maka bulu-bulu angsa itu langsung beterbangan tinggi disapu angin yang bertiup sangat kencang. Pria itu bergegas berlari kesana kemari berusaha menangkap bulu-bulu angsa itu.

Alhasil setelah beberapa jam, pria itu hanya memegang dua helai bulu angsa ditangannya. Dengan lunglai pria itu pun menerima keputusan hukuman yang telah dijatuhkan oleh Hakim Bao.

"Bulu-bulu angsa itu ibarat kata-kata yang telah kau ucapkan, seperti halnya bulu-bulu angsa yang beterbangan dan sungguh tidak mudah untuk ditangkap kembali, sama dengan kata-kata yang terlanjur kau keluarkan dari mulutmu, sungguh sulit untuk menariknya kembali" kata Hakim Bao

"Lain kali berhati-hatilah dalam berucap" kata Hakim Bao menutup persidangan.

9 comments:

kakaku adalah hakim bao kita semua ... yang mendidik manusia dengan cara yang bijak dan mudah dipahami hati ... jangan bosen-bosen ya kak ngingetin kami

Pertama, Kata2 yang keluar dari mulut tak akan bisa ditarik kembali.

Kedua, lidah adalah pedang bermata dua, bila dipakai sbg fungsi membantu, akan menghasilkan yg baik, bila dipakai sbg fungsi merusak, akan meninggalkan luka goresan.

Ketiga, cara bijak dgn ilustrasi sederhana sangat membantu utk mendapatkan pemahaman.

Keempat, semoga kita menjadi hakim bao yg bijak

Kelima, koment ini kepanjangan hehehe

Jangan pernah berhenti belajar, dan bebenah diri. Tidak pandang waktu dan usia. Mudah2an jadi semakin bijak dan dewasa ... senangnya membaca cerita hakim bao

aha....judge bao???
saya pernah menontonnya dan dulu waktu SD rasanya tak pernah ketinggalan deh menontonnya, kendati malam...
hm, judge bao dengan tanda sabit di keningnya kan???
oho...satu lagi, keping mozaik...

wah ketika saya suruh milih untuk berkoment lagi disini, langsung lari kesini mas :)
soalnya ini cerita bagus banged !!
senang untuk membacanya lagi.
walaupun masih belum tau angsa yang udah dicabutin bulunya ma hakim bao bakal dimakan bareng sama siapa wkwkkw

uangmu uangku, uangku uangku.....ha..haa...lanjuttt mang

mana hakim baoku yang suka mengingatkanku

mulut kadang bisa lebih berbisa dari racun paling mematikan sekalipun...

"Jagalah Hati..jika masih sulit maka Jaga Mulut.. jika sulit paksa dan belajarlah untuk itu.."

Hi, its fastidious article regarding media print,
we all be aware of media is a enormous source of data.

Post a Comment

Terimakasih atas komentarnya

 
 

AL Asma'ul Husna

Sahabat Pondokku

~PONDOK-KU~ - | Copyright 2009 Blogger.com| - - - - - - - -